Thursday, February 5, 2009

Bersepeda di Pantai Panjang. Segar dan Sehat

Sebenarnya niat untuk bisa bersepeda di pantai panjang sudah lama sekali terpendam dihati. Beberapa tahun yang lalu saya sempat mengutarakan niat saya kepada seorang teman. “Wah seandainya saya punya sepeda disini, pasti enak sekali bersepeda di pantai panjang ini” uangkap saya saat itu ketika melewati pantai panjang dikala saya pulang ke Bengkulu.

Niat untuk bersepeda saya sempat utarakan lagi kepada teman-teman Ulayat (sebuah NGO di Kota Bengkulu). Salah orang mendengarkan niat saya adalah Bang Dikson Aritonang. Seorang bapak yang saat ini sangat bahagia sekali karena anak perempuan yang ke-tiga-nya baru saja lahir. Karena mendengar niat saya yang kuat sekali untuk bersepeda di pantai panjang. Apalagi diikutsertakan tentang sakit radang paru (Bronchoneumonia) yang saya derita dan katanya udara pantai pada pagi hari sangat baik untuk penderita radang paru. Maka, karena tidak tega melihat keadaan saya yang niatnya tidak pernah tercapai, esok paginya beliau membawakan sepeda yang ada dirumahnya untuk saya bisa bersepeda di pantai panjang. Terima kasih banyak Bapak Dikson. Akhirnya saya bisa menikmati indahnya bersepeda pagi-pagi di Kota Bengkulu.

Dua hari kemaren. Pagi-pagi setelah sholat subuh saya menggoes sepeda dari kantor Ulayat (Kenanga) menuju Persimpangan Skip – Jalan Suprapto – Kampung Bali – Bank Indonesia – Tugu – Veteran – Pantai Panjang – Pantai Panjang Ujung (Bundaran) – Muter balik lagi – Menyusuri pantai melewati jalan yang baru dibuat sampai ke Tapak Padri – Bank Indonesia – Jalan Suprapto – Simpang Skip – Kembali ke Ulayat.

Pertama sekali melewati Jalan Suprapto dan melihat masih sepinya jalan-jalan kota. Saya tersenyum, betapa indah dan betapa segarnya Kota Bengkulu ini pada pagi hari. Pagi ini hanya ada beberapa orang yang lalu lalang untuk berbelanja di pasar tradisional. Ternyata setelah saya menoleh ke kanan, terdapat sebuah pasar yang sangat ramai orang berjualan dan pembeli yang sibuk memilih barang-barang yang akan mereka beli.

Saya terus menggoeskan sepeda saya menuju pantai panjang. Udara pantai panjang pada pagi hari tidak bisa saya ungkapkan disini bagaimana rasanya. Yang jelas saya hanya kembali tersenyum dan mengucapkan Asma Allah. Betapa agung dan betapa indahnya ciptaan Allah SWT. Manusia seharusnya bisa menikmati kenikmatan yang ada dimuka bumi ini. Bukan malah menghancurkannya dan membinasakannya. Keindahan dan kenikmatan yang saya dapat bersepeda pagi itu membuat saya tambah jatuh cinta terhadap tanah kelahiran saya ini dan saya ingin bisa menikmati udara pagi ini sepanjang hari. Bisa bersepeda di pantai panjang ini setiap pagi.

Sudah banyak memang perubahan yang ada di pantai panjang. Mulai dari perubahan yang baik sampai ke perubahan yang jelek. Perubahan yang baiknya adalah telah dibangunnya beberapa jogging track yang menyusuri pantai dan jalan yang sudah lebar. Perubahan jeleknya adalah, karena sudah ramai orang yang datang ke pantai panjang dan tapak padri maka sudah hukum alam bahwa manusia akan mencari sumber rezeki dan pendapatan seseorang di tempat keramaian. Tapi yang menjadi masalah adalah Pemerintah Bengkulu tidak memperhatikan cara-cara orang untuk mendapatkan sumber rezeki tersebut akan membuat pemandangan yang indah menjadi tidak indah. Suasana yang nyaman menjadi tidak nyaman. Moral dan norma masyarakat yang sudah lama baik menjadi tidak baik. Pantai panjang sekarang jika saya melihat banyaknya bangunan-bangunan untuk mereka berjualan yang terbuat dari bambu dan beratapkan terpal disepanjang pantai panjang dan tapak padri adalah tak ubahnya bangunan-bangunan kumuh yang ada disepanjang rel kereta api Bogor – Jakarta.

Saya sangat menyayangkan niat pemerintah daerah yang masih setengah-setengah dalam upaya melakukan pengembangan tempat-tempat wisata yang ada di Bengkulu. Sangat kelihatan sekali jika Pemerintah Kota Bengkulu belum siap benar menghadapi banyaknya pengunjung dan masyarakat yang datang ke tempat-tempat wisata yang ada di Bengkulu. Saya heran mengapa pemerintah tidak membangun secara seragam tempat-tempat mereka yang ingin berjualan. Agar lebih berestetika dan lebih beradap. Agar keindahan yang ada tidak terganggu. Kenyamanan yang ada tidak hilang. Moral dan norma yang baik tetap terjaga.

Pantai panjang sekarang ini, disaat malam hari suasana pantai panjang tidak ubahnya menjadi tempat-tempat orang yang ingin melakukan maksiat. Didukung tempat-tempat yang gelap dan banyaknya bangunan-bangunan kumuh yang dibuat remang-remang. Saya heran, kenapa Pemerintah Kota Bengkulu ini tidak mau memberi penerangan yang layak dan membuat rasa aman bagi orang yang datang ke pantai panjang yang ada di Bengkulu. Atau memang orang-orang Pemerintahan Kota Bengkulu juga menikmati suasana yang sudah ada selama ini. Ikut menikamti suasana mesum pada malam hari yang ada di Pantai Panjang?? Mungkin perlu dicari tahu.

Halah…. terlalu panjang dan terlalu banyak komentar saya terhadap jeleknya pembangunan pantai pajang ini. Mungkin karena saya sangat kecewa pantai panjang yang selama indah dan masih alami, keadaannya sekarang menjadi begini. Tidak jelas mau dibawa kemana pembangunannya. Konsep seperti apa yang diinginkan Pemerintah Bengkulu.

Disaat menyusuri pantai, saya bisa menikmati ombak yang tanpa hentinya bergoyang seolah ingin menunjukkan betapa indah dirinya dan manusia selayaknya bisa menikmati dirinya.Setiba di kampung nelayan, saya bisa melihat nelayan yang bergotong royong menggiring perahu nelayan yang baru tiba dari melaut ke bibir pantai. Bahu membahu mengangkat hasil tangkapannya. Ada beberapa nelayan yang sedang asyik membetulkan jaring-jaring ikan yang mungkin sempat putus ketika menangkap ikan tadi malam.

Setelah melewati kampung nelayan saya memasuki wilayah Benteng Malborough. Sebuah benteng peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713-1719 dibawah pimpinan Joseph Callet. Konon katanya benteng ini adalah benteng terkuat di daerah timur setelah Benteng St. George di Madras, India. Saya mengelilingi benteng ini sambil menuju ke Bank Indonesia dan Jalan Suprapto. Besiap-siap untuk kembali pulang.

Setibanya di Jalan Suprapto, beberapa toko sudah mulai buka. Saya menghentikan laju sepeda saya disebuah toko yang menjual roti dan kue-kue jajanan. Sambil meminum susu kotak saya duduk tempat parkiran sambil makan roti dan melihat orang-orang yang sudah mulai berangkat kerja. Mereka sudah berpenampilan rapi dan wangi. Ada yang berjalan kaki, naik angkot, pakai sepeda motor, naik mobil pribadi dan ada juga yang dengan gagahnya membawa mobil-mobil mewah yang berplat merah. Berkacamata hitam dengan sebatang rokok ditangan serta dentuman musik yang keras yang keluar dari mobilnya.

Betapa nikmat dan sehatnya klo saya bisa menikmati susana pagi hari selalu seperti ini. Saya selalu ingin bersepeda seperti ini. Dua jam bersepeda membuat badan ini segar dan sehat. Tapi sayang sampai sekarang saya belum mampu juga untuk beli sepeda :)

Foto diunduh disini

1 comment:

  1. 1. Fotonya gak loading-loading jadi gue kagak bisa ngeliat foto maneh.
    2. Seruuu...gw pengen ikut....
    3. Kasian banget sih lu en, dah go internasional kok gak bisa beli sepeda.
    4. Tulisan lu enak dibaca. ;)

    ReplyDelete