Thursday, October 22, 2009

Tour Java and First Guiding

Sudah lama sekali tidak update blog perjalanan ini. Bukannya saya tidak melakukan perjalanan dalam sebulan ini tapi dikarenakan sehabis melakukan perjalanan yang satu saya sudah musti siap-siap lagi untuk melanjutkan perjalanan yang lainnya. Gaya banget yak hehehe…

Kali ini saya mencoba menceritakan pengalaman saya yang baru pertama kali melakukan perjalanan yang konteknya adalah meng-guide orang luar (bule) untuk mengunjungi beberapa tempat di pulau jawa. Sempat nervous juga awalnya untuk menerima tawaran ini karena saya tidak punya pengalaman menjadi guiding. Melakukan perjalanan dengan orang luar sih sering, tapi konteknya adalah melakukan pekerjaan.

Berikut saya coba ceritakan pengalaman pertama saya menjadi guiding alias tukang pemandu wisata.

Awalanya saya mendapat email dari seorang teman yang menceritakan klo temannya dari Belanda bersama keluarganya ingin melakukan perjalanan ke Indonesia. Si bule ini ingin melakukan perjalanan napak tilas keluarga besarnya yang dulu pernah tinggal di Indonesia. Beberapa puluh tahun yang lalu sewaktu jaman penjajahan Belanda. Dua orang adiknya bahkan lahir di Probolinggo dan Banjarmasin. Ibunya lahir di Solo dan sempat bekerja sebagai suster di Semarang yaitu di rumah sakit Williem Boot. Sejak Indonesia merdeka dan mereka baru berumur sekitar 5 tahun mereka diajak oleh orang tuanya untuk pulang ke Belanda. Nah dari umur lima tahun sampai dengan kemaren itu mereka tidak pernah lagi datang ke Indonesia. Dan mereka juga tidak ingat lagi Indonesia itu seperti apa bentuknya dan bagaimana masyarakat dan budayanya.

Kebetulan saat libur lebaran kemaren saya tidak mudik, maka saya menerima tawaran tersebut dan hanya bilang “maaf saya belum pernah jadi guide, semoga saya bisa melakukan yang terbaik”. Alhasil berangkatlah saya bersama mereka untuk menemani mereka melakukan perjalanan tour jawa selama 10 hari (18-29 September 2009). Lokasi yang akan kami kunjungi adalah Yogyakarta, Solo, Tawangmangu, Semarang, Surabaya dan Probolinggo. Tiket pesawat saya PP ditanggung dan selama perjalanan melalui darat sudah disiapkan mobil plus drivernya.

Jumlah tamu yang saya temani adalah berjumlah empat orang. 2 orang suami istri yaitu Frederik Van Leeuwen dan Maria Van Leeuwen serta dua orang adik perempuannya yaitu Gezina Vanriemsdijk dan Henriette Vanriemsdjik. Jadi bersama dengan seorang driver kami melakukan tour jawa.

Dikarenakan alasan akan memakan space yang cukup banyak jika saya ceritakan semua dan detail mengenai per-lokasi yang kami kunjungi, maka saya tidak akan menceritakan detail perjalanannnya. Lokasi yang kami kunjungi cukup banyak, jadi saya cukup menceritakan lokasi apa saja yang kami kunjungi disetiap kota yang kami datangi dan dimana kami menginap.

Ada beberapa hal yang cukup penting dan juga pelajaran yang saya dapatkan dalam perjalanan ini. Yaitu bagaimana memanage suatu perjalanan dan bagaimana bisa meyakinkan sang tamu. Pelajaran ini saya dapatkan dari Fred. Saya berterima kasih sekali ke beliau, beliau mau berbagi ilmu dalam memanagement sebuah kegiatan perjalanan ataupun sebuah aktivitas. Beliau juga mengerti klo saya masih butuh banyak training dan beliau juga memahami klo saya nantinya masih banyak terdapat kekurangan dalam menemani perjalanan-perjalanan mereka. Catatan ini mungkin juga bermanfaat buat teman-teman semua yang ingin menjadi guide dan untuk menetapkan rate disaat anda diminta menjadi guide. Mungkin anda bisa memberikan tawaran kepada mereka seperti yang Fred sampaikan kepada saya sewaktu kami berdiskusi di Jogja untuk membayar fee saya untuk perharinya selama menemani mereka. Lokasi dan tujuan kunjungan bisa dirubah berdasarkan agenda tamu yang akan kalian temani. Berikut adalah catatannya:

What's in it for me? (for visitor)

Added value o the guide
  • To easily (re-)find and visit mother Toet's places, that we want to see in Solo and Semarang.
    *Make sure beforehand that the driver knows the places and where to find these, or has figured out in advance.
  • To really get to know the country and it's people; to be led to the real authentic places, instead of doing the standard tourist routine. E.g. if we want to go to an Gamalan performance, we prefer to see one where the locals go.
    *To be aware of what this group of travelers would really like.
    *To have a general vision on what it is, that make tourists feel they are experiencing the authentic country, culture and people (e.g. Indonesia still being seen as the land of Carbau and ricefield).
    *Avoid this becoming a 'performance by locals'.
    *To inform yourself in advance for each location, what of such options it might offer.
    *Be aware that authentic for ladies often also means 'finding the real nice shop or market and purchases', men might be more interested in sports, armies, politics & history, etc. (Although Fred might like to fine some good quality Java cigars). Both might like experiencing 'how the locals live', in the city and on the countryside. If you get them invited for a Tubruk and a chat: fine.
    *To explain options just before arrival, so Fred & ladies can choose and make a plan with you.
    *To find out more, once on location.
  • To be protected against locals trying to sell us things or services against our will.
    *To be always at the place where this I likely to happen (front of group),
    *To be constantly aware of such locals in the immediate surrounding.
    *To be very visible, so such locals will be reluctant to approach the group.
    *To inform the group beforehand when entering such an area, e.g. a 'museum' shop and to brief them what to do and what not to do
  • To avoid loss of our time by having to search or by having to wait when a time has been agreed.
    *Make sure that any information has been gathered before you need it.
    *Watch the time, it is always better to be earlier then later (as long as you have the politeness not to intrude on other activities the group might be doing and have the patience to wait for them at a decent distance, so they will not feel rushed).
  • To organize the things that need to be organized with the driver or car.
    *Plan ahead, be pro-active.
    *Convince yourself that the driver is doing that as well.
  • To be able to communicate to locals, where we want to.
    *Be alert of where this need arises, or where it could provide a good opportunity for authentic contact.
    *Be the middleman and translator.
    *Be aware that communication is not only verbal, each culture has different meanings for hand movements, for somefacial expressions, etc.
  • To go home with nice photographs.
    *Be attentive when people want to make photograph.
    *Help them especially when you notice they appreciate being on the photograph with the whole group.
    *Perhaps even, let them look by themselves while you are making some professional photographs.
  • To have confidence in guide, he should appear skilled and professional.
    *Show self certainty and decisiveness, this is a lot easier when well prepared.
    Avoid having to ask others for information (a guide is supposed to know everything). If you really have to, avoid that your group will see it.
    *Keep a bit at some distance, while not becoming impersonal (being personal is one of the great Indonesian habits, but it can be too much for some people; always be sensitive to that).
    *Read about other cultures so you get to know their habits, (and if possible: travel yourself).
  • To avoid going where we should not want to be going (unsafe places, or unsafe places after dark).
    *To be well-informed about such places and times.
    *To take steps if the group seems to be going there.
  • To relief people of the care for their luggage.
    *To assist in loading & unloading luggage, where necessary in getting it to rooms.
    *To keep an eye on the luggage, at all times when this is potentially exposed. Or ensure the driver does that.
  • To keep together the party, making sure no-one stays behind or gets lost.
    *To look back over shoulder while guiding, to constantly make sure that everybody is still there and to be able to wait if some-one gets distracted.
  • To help prevent undesired things, that the tourist may not be aware off.
    *E.g., tell him how to cross street, with left-driving traffic, how to be careful with the insects, never walk barefooted outside, or at night in his bedroom (scorpions), or any other danger you as a locals knows of.
  • To help in cases of emergency or with other unexpected challenges.
    *Be aware where to find a doctor rapidly, or how to get a patient quickly to the right hospital.
    *Other events, e.g. need medicine, car braking down, road accident, hotel overbooked, flight cancelled.

    Note: In the end, if you are serious about your ambition to make money out of the tourist industry next to your main job, you should perhaps focus on your unique combination of skills: forestry, photography & documentary making, language skill, being in a network of ecological people, being close to ecological projects or etc.

Nah, itulah kurang lebih hasil training kilat saya dengan Fred disuasana pagi yang cerah di sebuah Hotel di Jogja. Semoga catatan-catatan yang kami bikin ini bisa menjadi referensi teman-teman semua ketika akan melakukan perjalanan yang berhubungan dengan guiding.

Berikut nama-nama hotel tempat kita menginap ketika mengunjungi beberapa kota:
  1. Yogyakarta
    Dusun Jogja Village Inn
    Jl. Menukan 5, karankajen, Yogyakarta
    Tlp 0274-373031
  2. Solo/Surakarta
    Lor'in
    Jl Adisucipto 47, Solo
    Tlp 0271-724500
  3. Tawangmangu
    Hotel Komajaya Komaratih
    Jln Raya Lawu
    Tlp 0271-697125
  4. Semarang
    Metro Hotel
    Jln Haji Agnus Salim 2-4, Semarang
    Tlp 0243-547371
  5. Surabaya
    Equator Hotel
    Jln Pakis Argosari 47, Surabaya (Depan Sangrila Hotel, Jalan Mayjen Sungkono)
    Tlp 0315-687170
  6. Probolinggo (Bromo)
    Java Banana Bromo Hotel
    Jln Raya Bromo/Wonotoro, Sakapura
    Tlp 0335-541193

Alhamdulillah selama perjalanan selama 10 hari tersebut perjalanan kami lancar. Perjalanan dimulai dari Yogyakarta (3 malam di Yogyakarta)-Solo (2 malam)-Tawangmangu (1 malam)-Semarang (1 malam)-Surabaya (1 malam)-Probolinggo (1 malam)-Surabaya (1 malam). Tujuan mereka untuk melihat tempat ibunya lahir, bekerja dan juga tempat mereka lahir berhasil kami temui. Catatan lokasi-lokasi yang mereka bawa dari Belanda berdasarkan cerita ibunya berhasil kami temui. Mereka sekeluarga sangat senang bisa menemukan dan melihat tanah kelahiran ibunya dan tanah kelahiran mereka. Banyak pengalaman yang mereka dapatkan. Dan tentu saja lebih banyak lagi pengalaman yang saya dapatkan. Terima kasih kepada semua rekan yang membantu mulai dari persiapan sampai dengan berakhirnya perjalanan saya membawa tamu saya.

Special thanks to Rita Mustika Sari for recomedate person-nya, Suci Ramadhanny atas persetujuaannya tidak lebaran bareng, Guntur Kuriawan (Yogyakarta) atas penujuk jalan di Yogyakarta, Annas R Syarif dan Joko Tool ketika berada di Solo, Mas Supri atas good driver-nya, Amelia Marihesya "Echa" atas penunjuk jalan di Surabaya dan rekomendasi restauran korea, Mas Arif (Luamajang) dan Hari Kikuk (Bogor) atas penunjuk jalan di Probolinggo, Ramadian Bachtiar (Bogor) untuk teman berdiskusi dan sharing, Willis Juharini (Bogor) atas masukan dan rekomendasi kendaraan. Dan semua rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Special thanks also fo Fred and family.
Thanks for trust me for guide you all. Thanks Bapak.
I have new family in Holland now :)
Hope someday I can go to Holland and meet you there. Amien.


Another fotos can see this link

6 comments:

  1. dicatat pak
    siapa tahu jadi guide dadakan juga hehehe

    ReplyDelete
  2. Sip pak...
    Semoga perjalanannya juga semakin banyak dan semakin banyak juga menemukan lokasi2 madu hutan hehehe

    ReplyDelete
  3. terimakasih kembali Een. mungkin benar kata si ikal 'sang pemimpi' A. Hirata. kalo berhasil survive di Bogor, maka amanlah hidup.

    fred menyebutkan soal memberi mu sedikit hints tentang bagaimana menjadi guide yg baik. banyak juga hasil tulisannya yah. pertanyaannya berapa banyak yg sudah mampu kamu praktekkan?

    sukses selalu. kapan the next trip?

    ReplyDelete
  4. Kuliah singkat tentang guiding di pagi hari aja sepanjang ini ... gak mabok tuh Een? Jadi kamu mau jadiin guiding sebagai kerjaan utama atau sampingan?

    ReplyDelete
  5. :D wow.. pasti menyenangkan sekali ya!!! Jalan-jalan iya, sekaligus juga kursus bhsa inggris.. :D

    ReplyDelete
  6. Moes Jum: Mabok jelas pak... pagi2 dah dikuliahin, tapi seneng dapat ilmu baru. Kerjaan utama untuk saat ini tetap jadi kuli panggul aja deh :p

    Vidya: Mumpung ada kesempaannya bu hehehehe

    ReplyDelete